Pengaruh Pemikiran Soekarno terhadap Politik Luar Negeri Indonesia begitu mendalam dan kompleks. Soekarno, sebagai presiden pertama Indonesia, tidak hanya membentuk identitas negara baru yang merdeka, tetapi juga menorehkan jejaknya yang kuat dalam panggung dunia. Ideologi dan kepribadiannya yang kharismatik membentuk landasan politik luar negeri Indonesia, yang hingga kini masih terasa dampaknya. Dari konsep “Nasionalisme, Internasionalisme, dan Anti-Imperialisme” hingga pembentukan Gerakan Non-Blok, pemikiran Soekarno telah mewarnai hubungan Indonesia dengan negara-negara lain dan membentuk strategi diplomasi Indonesia di kancah internasional.
Pembahasan ini akan menelusuri bagaimana pemikiran Soekarno—termasuk konsep Berdikari dan persahabatan dengan negara berkembang—diimplementasikan dalam praktik politik luar negeri, baik dalam konfrontasi dengan Malaysia, keikutsertaan dalam Konferensi Asia Afrika, maupun hubungan dengan negara-negara adidaya. Lebih lanjut, akan dikaji pula relevansi pemikiran Soekarno di era globalisasi saat ini, termasuk kritik dan evaluasi terhadap warisannya bagi diplomasi Indonesia.
Pemikiran Soekarno terbukti meninggalkan warisan yang signifikan bagi politik luar negeri Indonesia. Konsep-konsep seperti Berdikari dan Gerakan Non-Blok tetap relevan, meskipun memerlukan adaptasi dalam konteks global yang terus berubah. Meskipun terdapat kritik terhadap beberapa kebijakan luar negeri di masa kepemimpinannya, pengaruh pemikiran Soekarno dalam membentuk identitas dan strategi diplomasi Indonesia tak dapat dipungkiri. Studi lebih lanjut diperlukan untuk memahami sepenuhnya kompleksitas dan konsekuensi dari penerapan pemikiran Soekarno dalam berbagai situasi internasional, memastikan relevansi warisannya untuk masa depan Indonesia.